Senin, 24 Desember 2012

SYARIAT ISLAM ACEH plus Aplikasi Ke Islaman


GORESAN TENTANG SYARIAT ISLAM di ACEH


Masjid Raya Baiturrahman - Aceh
Syariat Islam di Aceh mengalami kemunduran. Penerapan syariat Islam di Aceh seringkali diganggu oleh pihak luar. Yang terakhir adalah gugatan Amnesty International tentang hukum cambuk. Bagaimana tanggapan saya?
sayai tidak akan terpengaruh dan tak ada masalah dengan itu. Karena itu, hanya ulah segelintir manusia. Memang dari dahulu aturan syariat Islam selalu diganggu penerapannya. Tapi kita percaya kalau Islam mengatakan dan memerintahkan harus hukum cambuk, saya kira tidak ada tawar-tawar lagi. Jusrtu yang ada sekarang masyarakat Aceh kesal. Karena kok masih sangat sedikit sih yang bisa dilakukan untuk syariat Islam di Aceh.
Kalau ada orang yang bilang cambuk tidak boleh, cambuk melanggar HAM, apakah mereka bisa menghadang. Dan, mereka sebenarnya tidak punya data. Sekarang, kalau diganti penjara, walaupun dipenjara 100 tahun tidak mati-mati, tetap saja dosanya belum terhapus.
Bagaimana evaluasi MPU terhadap formalisasi syariat Islam yang sudah berlangsung kurang lebih sepuluh tahun?
Tentang syariat Islam di Aceh, saya melihatnya mundur. Mundurnya dapat kita lihat dari beberapa sisi. Pertama, dari sisi penambahan produk qanun. Sebab kita sepakati, di Aceh ini tidak akan dilaksanakan suatu yang berkaitan syariat Islam dan hak-hak individu apabila belum ada ketentuan. Ketentuan yang tertulis. Maka diharapkan untuk itu adalah qanun, peraturan bupati, atau keputusan gubernur, dan sebagainya.
Sekarang ada dua qanun yang sudah disahkan oleh MPU memenuhi persyaratan untuk disahkan, yaitu Qanun Jinayaat dan Qanun Hukum Jinayat. Itu sudah disahkan oleh DPRA Aceh. Hanya tingal ditandatangani gubernur. Tapi belum juga ditandatangani (Gubernur -red). Padahal sudah paraf semua. Inilah yang saya katakan langkah mundur.
Tapi dari sisi yang lain, mungkin ada nilai positifnya. Misalnya, sementara waktu untuk memperkuat agenda pendidikan. Kalau kita berbicara syariat Islam, tentu kita juga berbicara masalah sanksi, masalah hukuman. Dan sesungguhnya itu juga adalah hal yang berat dan bisa salah tafsir. Jadi, langkah awalnya untuk memahamkan syariat dimulai dari pendidikan. Ada kesan jika penerapan syariat di Aceh tidak efektif. Hal ini bisa dilihat dengan maraknya kasus pelanggaran qanun, seperti berkhalwat. Apakah seperti itu?
Semua orang punya hak untuk memberikan kesan. Perlu diketahui, tingkat tindak kriminal lebih kecil prosentasenya setelah diterapkan syariat Islam di Aceh. Jadi yang banyak memprotes itu orang luar yang suka membuat-buat masalah. Ini adalah propaganda dan konspirasi.
Selain itu, adalah persepsi masyarakat yang sebelum ada qanun menganggap hal suatu biasa, padahal itu melanggar syariat. Misalnya, boncengan perempuan dan laki laki. Itu sebelum ada syariat adalah hal yang tak ada masalah, tapi setelah ada qanun khalwat sudah ada alasan.
Jadi, inti sebenarnya adalah pendidikan dan sanksi yang harus dijalankan dulu. Sebab, orang itu kalau pada dasarnya sudah terdidik dengan pemahaman yang benar terhadap syariat, maka tidak ada lagi orang yang menganggap syariat ini salah.
Bagaimana dengan agenda liberalisme di Aceh? Liberalisme gencar karena dipengaruhi LSM-LSM yang mulai ramai berdatangan. Pemahaman itu juga kebanyakan disebarkan oleh para dosen-dosen perguruan tinggi yang alumni dari luar. Mereka sengaja memunculkan bias-bias terhadap qanun. Jadi, mereka tersemangati dengan sesuatu yang dianggapnya sebagai hal yang baru. Ini sangat liar juga.
Apa yang mendesak dilakukan untuk mengembalikan spirit penerapan syariat Islam di Aceh?
Pertama, adalah memperbanyak bahan materil untuk melahirkan produk-produk hukum Islam yang lain. Terutama juga kitab yang baru-baru, jangan yang kuning saja.
Kedua, kita berharap kepada teknokrat, para ahli hukum, dapat mengambil ini dan merumuskan gagasan mereka dalam konsep-konsep qanun yang mudah dipahami dan dilaksanakan.
Ketiga, harus ada eksekutornya. Ada pelaksanannya. Sebab, betapa baik pun aturan jika tidak ada yang mengajak melaksanakan maka tidak ada juga artinya. Jadi yang ketiga inilah yang saat ini masih kurang.*
 “Aceh Butuh Pemimpin Pro Syariat”

Kantor Gubernur Aceh


Syariat Islam di Aceh terlihat seperti jalan di tempat. Menurut Anda apa yang menjadi penyebabnya?
Pertama, karena pengaruh global. Kedua, karena ketidaktahuan terhadap syariat Islam dari penghuni Aceh sendiri. Penghuni Aceh ini semangatnya besar terhadap pembelaan dan penegakan syariat Islam, tapi mereka awam.
Di tengah-tengah ketidaktahuan terhadap syariat Islam, orang Aceh juga mulai merasa terhambat dengan adanya syariat Islam terutama yang terkait dengan kebiasaan mereka.
Apa saja kebiasaan-kebiasaan masyarakat Aceh yang masih dirasa menjadi penghambat itu?
Umpamanya berpakaian ketat bagi perempuan. Itu adalah hambatan bagi wanita yang sudah kebiasaan berpakaian ketat. Atau tidak shalat bagi orang-orang tertentu. Setelah itu, baru selanjutnya adalah masalah pemimpin yang tidak paham syariat Islam. Sehingga Qanun Jinayah yang telah dirampungkan oleh DPRA periode 2009 diberhentikan oleh gubernur dengan alasan adanya hukuman rajam di sana. Persoalannya, gubernur tidak tahu prosedur penerapan hukuman rajam.
Persoalan rajam terhadap orang berzina tidak sepele. Harus ada saksi yang melihat, harus ada beberapa orang yang menyaksikan. Makanya di zaman Nabi pun tidak ada orang yang dirajam karena kesaksian dari orang-orang bahwa ia telah berzina. Justru di zaman Nabi lebih banyak orang dirajam karena ikrar, karena memang pengakuan langsung dari kesadaran mereka.
Tampaknya penerapan syariat Islam di Aceh selalu mendapat rongrongan dari banyak pihak. Apa tanggapan Anda?
Sebenarnya, pada dasarnya ada dua sisi. Pertama, adalah karena mereka jahil terhadap syariat Islam. Lalu karena tidak tahu terhadap syariat Islam, maka mereka pun menjadi benci terhadap syariat Islam.
Kedua, karena mereka memang jahat. Mereka jahat terhadap syariat Islam agar jangan sampai berkembang.
Ditambah lagi dengan kejahilan pemimpin Aceh yang tidak punya back ground (latar belakang) pemahaman syariat Islam yang nyambung dengan mereka. Kalau pemimpin di Aceh ini mahir, pandai, paham, dan cinta pada Islam, maka orang-orang dari luar tidak akan berani mengobok-obok syariat Islam di sini.
Di Iran hampir selalu ada orang yang digantung karena terbukti memperkosa dan membuat kerusakan lainnya. Di Somalia, perempuan yang tak pakai jilbab berkeliaran di pasar dicambuk. Tapi Amnesty International tidak pernah komplain dengan itu semua karena memang kepemimpinan di negara tersebut sigap, dan mereka berani. Tapi, di Aceh tidak. Dan itu pun ditambah lagi dengan kebodohan umat.
LSM-LSM yang dibiayai Barat datang ke sini bawa uang kemudian dikasihkan kepada para doktor agar mengkampanyekan ide-ide libaralisme, HAM dan sekularisme. Itu bahaya sekali. Mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka kampanyekan itu sebenarnya adalah hal yang salah.
Ada kesan masyarakat Aceh belum siap untuk menerima formalisasi syariat Islam. Apakah demikian?
Masyarakat Aceh sangat bergairah. Tapi sebagaimana juga dengan masyarakat lain, masyarakat Aceh ini semangatnya tinggi tapi pemahamannya rendah. Sehingga bisa dimainkan oleh penguasa. Jadi saya melihat kuncinya memang adalah pemimpin. Itu bisa kita buktikan.!!!


Note :
Buat rekan rekan pembaca artikel Ke Islaman pada Blogspot saya, memang blogspot ini tidak pernahberniat melemparkan pembicaraan berorientasi SARA, apalagi blog ini semata mata blog orientasi pendidikan khususnya kesehatan.. tp penulis hanya ingin mengeluarkan uneg uneg nya selama ini, terlepas dari apapun, penulis hanya ingin kan yang terbaik demi Penegakan Syariat Islam di Bumi Serambi Mekah Aceh loen sayang...

Bonus APLIKASI KE - ISLAMAN

Rekan Rekan pembaca dapat menambah pembendaharaan aplikasi ke Islaman dengan cara mendownload aplikasi yang sudah tersedia pada blog ini.
cara mendownloadnya mudah.. cukup pilih aplikasi yang anda inginkan, klik Linknya.. dan KLIK.. Gratis!!! :)
  1. Add Qur'an in Word..  Klik ===> Download - Add Qur'an in Word
  2. AL  Qur'an Digital.. Klik ===> Download - AL Qur'an Digital 21
  3. Arabic Pad.. Klik ===> Download - Arabic Pad
--- SEMOGA BERMANFAAT ---

Nilai Manusia yang sebenar- benarnya terletak bagaimana dia mampu bersikap atas apa yang Ajaran setiap AGAMA nya ajarkan..!!

Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar