Jumat, 04 Januari 2013

PNEUMONIA INTERSTITIAL pada ANJING dan LAPORAN di Banda Aceh


PENDAHULUAN

Pada dasarnya paru-paru merupakan organ tubuh yang paling banyak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena paru langsung berhubungan dengan udara luar, sehingga tidak semua udara luar dapat di hambat oleh saluran respirasi dan menunjukkan dampak perubahan pada paru-parunsecara histopatologi (Anonimus, 2008). Oleh karena hubungan langsung antara rongga mulut dan rongga hidung dengan alveoli di dalam paru-paru, maka alat respirasi merupakan alat yang paling gampang di serang penyakit-penyakit. Dalam keadaan normal rambut getar epitelpernafasan mengeluarkan benda-benda asingdari rongga hidung dan jalan respirasi lebih dalam. Selain itu, paru juga gampang terserang penyakit karena di dalamnya mengalir banyak darah (Ressang, 1984).

Pulmonaris

Penyakit paru-paru banyak menyerang anjing terutama pada saat cuaca dingin dan berangin. Dalam kondisi cuaca normal, biasanya penyakit ini menyerang waktu anjing tidur di lantai dingin dan basah (Sant, 2007). Radang paru-paru dapat diakibatkan pentilasi yang jelekdan penempatan anjing dari berbagai umum dalam satu tempat. Kehidupan anjing tanpa adanya perawatan dan juga kondisi lingkungan yang tidak baik, disamping juga kehidupan anjingyang lepas dan liar, ini merupakan faktor yang mendukung terjadinya penyakit-penyakit pada anjing khususnya paru-paru, diantaranya pneumonia (Anonimus,2008).
Pneumonia dapat terjadi dari hasil infeksi atau aspirasi cairan ke dalam paru-paru, salah satunya iritasi, contohnya rokok atau bisa saja karena efek samping dari kegagalan organ lainnya terutama jantung. Infeksi dari paru-parubisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan fungi (Foster, dkk., 1997).
Pneumonia adalah salah satu inflamasi/peradangan akut atau kronik pada paru-paru dan bronchi dengan ciri-ciri gangguan dalam respirasi dan hypoksemia serta komplikasi dari efek sistemik. Pada umumnya disebabkan oleh infeksi primer oleh virus pada traktus respirasi bawah. Canin distemper virus, adenovirus tipe I dan tipe II, para influenza virus, dan feline calicivirus yang dapat menyebabkan lesi-lesi pasa saluran pernafasan distal dan pengaruh infeksi oleh bakteri pada paru-paru. Invasi parasit pada bronchioleh Filaroides, Aelurostrongly, dan Paragonimus spp akan menybabkan pneumonia. Keterlibatan protozoa, contohnya Toxoplasma gondii jarang ditemukan. Pneumonia tubercolosis jarang ditemukan, namun sering terlihat pada anjing dibandingkan kucing. Kejadian pneumonia granuloma mycotik juga lebih tinggi terjadi pada anjing dibandingkan kucing ( Anonimus, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA

Pneumonia adalah istilah umum yang banyak digunakan orang untuk merujuk pada radang paru-paru. Hal ini berbeda dari bronkitis, yang merupakan peradangan pada bronkus. Namun, bronkitis dan pneumonia cukupsering terjadi bersamaan dan sering disebut dengan bronkopneumonia. Pneumonia dapat terjadi pada anjing dan kucing, namun pneumonia anjing lebih umum terjadi. Hal ini biasanya mempengaruhi anak anjing muda di bawah usia satu tahun, dan anjing tua bisa menderita pneumonia ( Anonimus, 2010a).
Canine pneumonia (pneumonia anjing ) sangat berbahaya untuk anjing untuk anjing karena dapat menular ke manusia, jika dibiarkan tanpa pengobatan akan menyebabkan kematian. Anjing bisa terkena penyakit pneumonia dari hewan ( anjing)yang terinfeksi, terutama dari jaringan-jaringan tubuh anjing itu sendiri ( anonimus, 2010b).

Interstitial Pneumonia

Pneumonia banyak ditemukan di dalam septa dan di dalam jaringan ikat peribronchial dan peri-vaskuler maka pneumonia ini dinamakan pneumonia antar jaringan (pneumonia interstitial). Pneumonia interstitial ini dapat dibagi dalam bentuk akut dan menahun. Pada kasus yang akut terlihat: 1) dalam bentuk hepatisasi merah pada pneumonia fibrosa; 2) infeksi muskil dan hematogen paru-paru yang disebabkan oleh bakteri pasteurella; 3) pneumonia yang disebabkan oleh  virus, misalnya penyakit distemper anjing. Kasus menahun sering terjadi penyerbukan di dalam brondhiler oleh sel-sel bundar dan akan terlihat; 1) akibat pneumonia akut; 2) pada tuberculosis dan antinobasillosis; 3) infeksi virus yang menahun dan menyebabkan penyerbukan limfosit di jaringan peri-bronchial ( Ressang, 1984).
Pneumonia terjadi biasanya didahului dengan bronkitis. Suhu tubuh anjing meningkat sekitar 40-41 ̊ C. Anjing yang menderita pneumonia bernafas cepat, gangguan pernafasan, batuk, demam, depresi, mengeluarkan mukopurulen nasal eksudet (cairan), dan anorexia. Batuk dapat  meningkatkan sekresi cairan berlebihan dan kemudian menghilangkan lendir. Perjalanan pneumonia terkadang menyebabkan kaematian salam beberapa hari, yang sering di kenal dengan pneumonia interstitial kronis yaitu perubahan inflamasi rendah yang mempengaruhi bagian dari jaringan paru (anonimus, 2010c).

A.   Etiologi
Pneumonia dapat terjadi sebagai hasil dari infeksi atau aspirasi dari cairan ke dalam paru-paru, bisa saja kerena efek samping dari kegagalan sistem organ lainnya terutama jantung. Infeksi dari paru-paru bisa saja disebabkan oleh bakteri, virus, atau fungi (Foster, dkk., 1997).
  • Pneumonia karena fungal, biasanya jamur Coccidioidomycosis immitis, Cryptococcus neoformans atau fungi lain yang sebagian sulit untuk diobati.
  • Pneumona karena virus ( biasanya merupakan akibat dari virus distempar pada anjing atau komplikasi infeksi saluran pernafasan bagian atas pada kucing).
  • Pneumonia karena parasit, secara langsung oleh cacing paru-paru atau dari migrasi cacing ke paru-paru.
  • Pneumonia karena bakterial. Banyak bakterial yang menginfeksi paru-paru. Bakteri yang umum dapat diisolasi dari kasus infeksi bakteri anjing dan kucing adalah : Pasteurella spp, Klebsiella spp, Streptococcus spp, Bordetella bronchisepta, dll.
  • Pneumonia karena alergi, akibat dari masuknya benda asing oleh sel radang pada kejadian infeksi.

Organisme anaerob dapat pula berperan dalam infeksi campuran, khususnya pada hewan yang menderita pneumonia aspirasi dengan pengerasa lobus paru-paru. Micoplasma dapat pula diisolasi dari anjing dan kucing yang menderita pneumonia tapi patogenesisnya belum diketahui ( Anonimus, 2010a).

B.   Patogenesa
Pneumonia biasanya dimulai sebagai radang dari bronchi, hal ini jelas terlihat pada broncho-pneumonia kataral. Yang pertama terserang biasanya adalah bronchiolus respiratorius. Bronchitis demikian yang biasanya terjadi secara aerogen, kemudian meluas melalui jalan peribronchial dan endobronchial. Jalan yang pertma menyababkan peribronchitis dan pneumonia peribronchial. Dalam jaringan peribronchial ada pembuluh-pembuluh limfe yang ada pada babi dan sapi jelas berhubungan dengan ruang-ruang limfe perivaskuler dan pembuluh-pembuluh sering terlihat thrombus.
Trombhus juga ditemukan di dalam pembuluh-pembuluh darah akibat thrombus di dalam pembuluh limfe tadi. Dari radang peribronchial terjadi perluasan pneumonia melalui jaringan antara. Perluasan pneumonia melalui jalan endobronchial mengakibatkan radang di dalam asini ( pneumonia asinosa) yang secara cepat menjadi lobuler karena bagian-bagian pneumonia itu bersatu. Perluasan radang paru-paru menjadi daerah-daerah pneumonia yang luas dipermudah oleh aspirasi/pernafasan ( Ressang, 1984).

C.   Gejala Klinis
Gejala yang paling umum pneumonia pada anjing adalah abtuk, bernafas cepat dan mendalam, bernafas dengan mulut ternganga. Peningkatan upaya pernafasan dapat menyebabkan muntah, nafsu makan yang menurun, detak jantung yang cepat (Anonimus, 2010d). Peningkatan suhu badan yang sedang danmungkin leokositosis. Diaukultasi biasanya menampakkan gabungan yang mana mungkin tidak sempurna tetapi biasanya berdifusi pada tingkat selanjutnya dari pneumonia, peningkatan density paru-paru dan gabungan peribronchial menyebabkan prose inflamasi bisa digambarkan secara radiologi. Komplikasi dari pleuritis, mediastinitis, atau invasi organism oppurtunis bisa terjadi. Pada pneumonia yang disebabkan oleh virus, biasanya dicirikan dengan temperatur badan berkisar antara 104-106 o C (40-41 o C).  Pada pneumonia mycotik biasanya terjadi kronis secara alami ( Anonimus, 2006a).
Foster dkk. (1997) menyatakan bahwa gejala yang paling sering muncul dan tercatat sebagai symptomdari infeksi paru-paru adalah dyspnea ( kesulitan bernafas), terutama pada saat menghirup udara. Anjing akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan oksigen ketika jaringan paru-paru menjadi terisi dengan cairan, yang kesemuanya  itu akan mengurangi fungsi alveoli. Lidah, gusi, dan bibirbisa sajakelihatan kebiru-biruan atau abu-abu. Jika kongesti paru-paru disebabkan oleh kegagalan jantung, temperatur tubuh berada antara kisaran normal (101-102o C).

D.   Gambaran Patologi Anatomi dan Histopatologi
Pada pneumonia dan udema, paru-paru bengkak, bila paru-paru diketok denagn pisau atau jari maka paru-paru akan menggelombang, warna pada bagian-bagian pneumonia biasanya berubah merah kehitaman dan kelabu. Pada bagian pneumonia terasa padat, jadi tidak kenyal lagi. Selain itu secara patologi anatomi paru-paru tampak melisut dengan aspek suram dan permukaan paru seperti ada pembengkakan setempat. Konsistensinya lunak dan ada krepitasi yang menendakan alveolnya mengalami emfisema.
Gambaran histologi umum yang tampak adalah terjadinya infiltrasi sel-sel radang dan edema terhadap jaringan interstitial paru. Septa alveolus menebal dan berisi infiltrasi limfosit, histosit, sel plasma, neutrofil, bahkan eritrosit (Kumar, dkk., 2000). Pada stadium lanjut akan tampak kistik, gambaran sarang lebah. Gambaran ini disebut sebagai usual interstitial pneumonia.

E.   Diagnosa
Penentuan diagnosa didasrkan atas gejala klinis, pemeriksaan auskultasi dan perkusi, pemeriksaan rontgen (Subronto, 1995). Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan respon imun hewan dan uji sensitivitas. Analisa pada leleran hidung penting untuk diagnosa pada infeksi bakteri. Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya menyebabkan peningkatan temperatur tubuh awal (40-41oC). pada pemeriksaan tinja akan ditemukan telur-telur cacing, yang mungki mempunyai kaitan dengan proses radang paru-paru, karena larva cacing dalam perjalanannya dapat pula mengakibatkan radang paru-paru (Subronto, 1995). Namun, diagnosapasti adalah dengan biopsi paru. Pasien yang ditemukan dengan kecurigaan PPI harus dievaluasi lengkap untuk kemungkinan penyakit lain.

F.    Pengendalian dan Pengobatan
Jika anjing diduga mengalami penyakit paru-paru (pneumonia), maka dokter hewan harus melakukan pemeriksaan terhadap penyebab terjadinya pneumonia pada anjing tersebut. Jika di duga penyebab terjadinya pneumonia di sebabkan oleh cairan, cairan tersebut dapat dikeluarkan dari rongga dada dan di analisis. Jika penyakit diduga disebabkan olah bakteri, maka perlu melakukan test biakan bakteri dan sensitifitas dapat dilakukan untuk mengidentifikasi tipe bakteri tersebut dan kemudian memilih antibiotik yang cocok dan tepat. Perlakuan deuretik salah satunya seperti Lasix ( furosemid) diberiakn untuk menolong membersihkan cairan yang berlebihan di dalam paru-paru.
Hewan (anjing) yang mengalami pneumonia harus ditempatkan pada lingkungan yang kering, tidak lembab dan hangat ( Subronto, 1995). Pengobatan ditujukan untuk meniadakan penyebab radang, obat-obat antibiotik dan obat lain yang sifatnya mendukung, misalnya ekspektoransia dan terapi supportif. Bronchodilatator digunakan untuk hewan yang mengalami kesulitan bernafas.
mau tahu lebih jelas mengenai pneumonia dan lengkap beserta laporan yang terjadi di Banda Aceh.. silahkan anda download pada link di bawah ini Gratis...
gimana gan.. sudah di baca kan.. semoga ilmi yang anda dapatkan, bisa bermanfaat ya. amin
==============================================
SALAM HANGAT DARI KAUM MINORITAS DEMI KEMAJUAN BANGSA
Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com

1 komentar:

  1. anjing saya meninggal gara2 penyakit ini. tp ini penyakit bawaan yang dibawa sejak lahir. ciri2 kumat klo cuaca dingin dia kana sesak napas seperti ada bengek di hidungnya. pas cuaca dingin kemarin kondisinya drop dan sesak napas, susah berdiri gak bisa berdiri, gak mau makan, mau minum sedikit. lalu meninggal

    BalasHapus