PENDAHULUAN
Pada
dasarnya paru-paru merupakan organ tubuh yang paling banyak mengalami
perubahan. Hal ini disebabkan karena paru langsung berhubungan dengan udara
luar, sehingga tidak semua udara luar dapat di hambat oleh saluran respirasi
dan menunjukkan dampak perubahan pada paru-parunsecara histopatologi (Anonimus,
2008). Oleh karena hubungan langsung antara rongga mulut dan rongga hidung
dengan alveoli di dalam paru-paru, maka alat respirasi merupakan alat yang
paling gampang di serang penyakit-penyakit. Dalam keadaan normal rambut getar
epitelpernafasan mengeluarkan benda-benda asingdari rongga hidung dan jalan
respirasi lebih dalam. Selain itu, paru juga gampang terserang penyakit karena
di dalamnya mengalir banyak darah (Ressang, 1984).
Pulmonaris |
Penyakit
paru-paru banyak menyerang anjing terutama pada saat cuaca dingin dan berangin.
Dalam kondisi cuaca normal, biasanya penyakit ini menyerang waktu anjing tidur
di lantai dingin dan basah (Sant, 2007). Radang paru-paru dapat diakibatkan
pentilasi yang jelekdan penempatan anjing dari berbagai umum dalam satu tempat.
Kehidupan anjing tanpa adanya perawatan dan juga kondisi lingkungan yang tidak
baik, disamping juga kehidupan anjingyang lepas dan liar, ini merupakan faktor
yang mendukung terjadinya penyakit-penyakit pada anjing khususnya paru-paru,
diantaranya pneumonia (Anonimus,2008).
Pneumonia
dapat terjadi dari hasil infeksi atau aspirasi cairan ke dalam paru-paru, salah
satunya iritasi, contohnya rokok atau bisa saja karena efek samping dari
kegagalan organ lainnya terutama jantung. Infeksi dari paru-parubisa disebabkan
oleh bakteri, virus, dan fungi (Foster, dkk., 1997).
Pneumonia
adalah salah satu inflamasi/peradangan akut atau kronik pada paru-paru dan
bronchi dengan ciri-ciri gangguan dalam respirasi dan hypoksemia serta
komplikasi dari efek sistemik. Pada umumnya disebabkan oleh infeksi primer oleh
virus pada traktus respirasi bawah. Canin distemper virus, adenovirus tipe I
dan tipe II, para influenza virus, dan feline calicivirus yang dapat menyebabkan
lesi-lesi pasa saluran pernafasan distal dan pengaruh infeksi oleh bakteri pada
paru-paru. Invasi parasit pada bronchioleh Filaroides,
Aelurostrongly, dan Paragonimus spp
akan menybabkan pneumonia. Keterlibatan protozoa, contohnya Toxoplasma gondii jarang ditemukan.
Pneumonia tubercolosis jarang ditemukan, namun sering terlihat pada anjing
dibandingkan kucing. Kejadian pneumonia granuloma mycotik juga lebih tinggi
terjadi pada anjing dibandingkan kucing ( Anonimus, 2008).
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumonia
adalah istilah umum yang banyak digunakan orang untuk merujuk pada radang
paru-paru. Hal ini berbeda dari bronkitis, yang merupakan peradangan pada
bronkus. Namun, bronkitis dan pneumonia cukupsering terjadi bersamaan dan sering
disebut dengan bronkopneumonia. Pneumonia dapat terjadi pada anjing dan kucing,
namun pneumonia anjing lebih umum terjadi. Hal ini biasanya mempengaruhi anak
anjing muda di bawah usia satu tahun, dan anjing tua bisa menderita pneumonia (
Anonimus, 2010a).
Canine
pneumonia (pneumonia anjing ) sangat berbahaya untuk anjing untuk anjing karena
dapat menular ke manusia, jika dibiarkan tanpa pengobatan akan menyebabkan
kematian. Anjing bisa terkena penyakit pneumonia dari hewan ( anjing)yang
terinfeksi, terutama dari jaringan-jaringan tubuh anjing itu sendiri (
anonimus, 2010b).
Interstitial Pneumonia |
Pneumonia
banyak ditemukan di dalam septa dan di dalam jaringan ikat peribronchial dan
peri-vaskuler maka pneumonia ini dinamakan pneumonia antar jaringan (pneumonia
interstitial). Pneumonia interstitial ini dapat dibagi dalam bentuk akut dan
menahun. Pada kasus yang akut terlihat: 1) dalam bentuk hepatisasi merah pada
pneumonia fibrosa; 2) infeksi muskil dan hematogen paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri pasteurella; 3)
pneumonia yang disebabkan oleh virus,
misalnya penyakit distemper anjing. Kasus menahun sering terjadi penyerbukan di
dalam brondhiler oleh sel-sel bundar dan akan terlihat; 1) akibat pneumonia
akut; 2) pada tuberculosis dan antinobasillosis; 3) infeksi virus yang menahun
dan menyebabkan penyerbukan limfosit di jaringan peri-bronchial ( Ressang,
1984).
Pneumonia
terjadi biasanya didahului dengan bronkitis. Suhu tubuh anjing meningkat
sekitar 40-41 ̊ C. Anjing yang menderita pneumonia bernafas cepat, gangguan
pernafasan, batuk, demam, depresi, mengeluarkan mukopurulen nasal eksudet
(cairan), dan anorexia. Batuk dapat
meningkatkan sekresi cairan berlebihan dan kemudian menghilangkan
lendir. Perjalanan pneumonia terkadang menyebabkan kaematian salam beberapa
hari, yang sering di kenal dengan pneumonia interstitial kronis yaitu perubahan
inflamasi rendah yang mempengaruhi bagian dari jaringan paru (anonimus, 2010c).
A.
Etiologi
Pneumonia
dapat terjadi sebagai hasil dari infeksi atau aspirasi dari cairan ke dalam
paru-paru, bisa saja kerena efek samping dari kegagalan sistem organ lainnya
terutama jantung. Infeksi dari paru-paru bisa saja disebabkan oleh bakteri,
virus, atau fungi (Foster, dkk., 1997).
- Pneumonia karena fungal, biasanya jamur Coccidioidomycosis immitis, Cryptococcus neoformans atau fungi lain yang sebagian sulit untuk diobati.
- Pneumona karena virus ( biasanya merupakan akibat dari virus distempar pada anjing atau komplikasi infeksi saluran pernafasan bagian atas pada kucing).
- Pneumonia karena parasit, secara langsung oleh cacing paru-paru atau dari migrasi cacing ke paru-paru.
- Pneumonia karena bakterial. Banyak bakterial yang menginfeksi paru-paru. Bakteri yang umum dapat diisolasi dari kasus infeksi bakteri anjing dan kucing adalah : Pasteurella spp, Klebsiella spp, Streptococcus spp, Bordetella bronchisepta, dll.
- Pneumonia karena alergi, akibat dari masuknya benda asing oleh sel radang pada kejadian infeksi.
Organisme
anaerob dapat pula berperan dalam infeksi campuran, khususnya pada hewan yang
menderita pneumonia aspirasi dengan pengerasa lobus paru-paru. Micoplasma dapat
pula diisolasi dari anjing dan kucing yang menderita pneumonia tapi
patogenesisnya belum diketahui ( Anonimus, 2010a).
B.
Patogenesa
Pneumonia
biasanya dimulai sebagai radang dari bronchi, hal ini jelas terlihat pada
broncho-pneumonia kataral. Yang pertama terserang biasanya adalah bronchiolus
respiratorius. Bronchitis demikian yang biasanya terjadi secara aerogen,
kemudian meluas melalui jalan peribronchial dan endobronchial. Jalan yang pertma
menyababkan peribronchitis dan pneumonia peribronchial. Dalam jaringan
peribronchial ada pembuluh-pembuluh limfe yang ada pada babi dan sapi jelas
berhubungan dengan ruang-ruang limfe perivaskuler dan pembuluh-pembuluh sering
terlihat thrombus.
Trombhus
juga ditemukan di dalam pembuluh-pembuluh darah akibat thrombus di dalam
pembuluh limfe tadi. Dari radang peribronchial terjadi perluasan pneumonia
melalui jaringan antara. Perluasan pneumonia melalui jalan endobronchial
mengakibatkan radang di dalam asini ( pneumonia asinosa) yang secara cepat
menjadi lobuler karena bagian-bagian pneumonia itu bersatu. Perluasan radang
paru-paru menjadi daerah-daerah pneumonia yang luas dipermudah oleh
aspirasi/pernafasan ( Ressang, 1984).
C.
Gejala
Klinis
Gejala
yang paling umum pneumonia pada anjing adalah abtuk, bernafas cepat dan
mendalam, bernafas dengan mulut ternganga. Peningkatan upaya pernafasan dapat
menyebabkan muntah, nafsu makan yang menurun, detak jantung yang cepat
(Anonimus, 2010d). Peningkatan suhu badan yang sedang danmungkin leokositosis.
Diaukultasi biasanya menampakkan gabungan yang mana mungkin tidak sempurna
tetapi biasanya berdifusi pada tingkat selanjutnya dari pneumonia, peningkatan
density paru-paru dan gabungan peribronchial menyebabkan prose inflamasi bisa
digambarkan secara radiologi. Komplikasi dari pleuritis, mediastinitis, atau
invasi organism oppurtunis bisa terjadi. Pada pneumonia yang disebabkan oleh
virus, biasanya dicirikan dengan temperatur badan berkisar antara 104-106 o
C (40-41 o C). Pada
pneumonia mycotik biasanya terjadi kronis secara alami ( Anonimus, 2006a).
Foster
dkk. (1997) menyatakan bahwa gejala yang paling sering muncul dan tercatat
sebagai symptomdari infeksi paru-paru adalah dyspnea ( kesulitan bernafas), terutama
pada saat menghirup udara. Anjing akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen ketika jaringan paru-paru menjadi terisi dengan cairan, yang
kesemuanya itu akan mengurangi fungsi
alveoli. Lidah, gusi, dan bibirbisa sajakelihatan kebiru-biruan atau abu-abu.
Jika kongesti paru-paru disebabkan oleh kegagalan jantung, temperatur tubuh
berada antara kisaran normal (101-102o C).
D.
Gambaran
Patologi Anatomi dan Histopatologi
Pada
pneumonia dan udema, paru-paru bengkak, bila paru-paru diketok denagn pisau
atau jari maka paru-paru akan menggelombang, warna pada bagian-bagian pneumonia
biasanya berubah merah kehitaman dan kelabu. Pada bagian pneumonia terasa
padat, jadi tidak kenyal lagi. Selain itu secara patologi anatomi paru-paru
tampak melisut dengan aspek suram dan permukaan paru seperti ada pembengkakan
setempat. Konsistensinya lunak dan ada krepitasi yang menendakan alveolnya
mengalami emfisema.
Gambaran
histologi umum yang tampak adalah terjadinya infiltrasi sel-sel radang dan
edema terhadap jaringan interstitial paru. Septa alveolus menebal dan berisi
infiltrasi limfosit, histosit, sel plasma, neutrofil, bahkan eritrosit (Kumar,
dkk., 2000). Pada stadium lanjut akan tampak kistik, gambaran sarang lebah.
Gambaran ini disebut sebagai usual
interstitial pneumonia.
E.
Diagnosa
Penentuan
diagnosa didasrkan atas gejala klinis, pemeriksaan auskultasi dan perkusi,
pemeriksaan rontgen (Subronto, 1995). Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan
respon imun hewan dan uji sensitivitas. Analisa pada leleran hidung penting
untuk diagnosa pada infeksi bakteri. Pneumonia yang disebabkan oleh virus
biasanya menyebabkan peningkatan temperatur tubuh awal (40-41oC).
pada pemeriksaan tinja akan ditemukan telur-telur cacing, yang mungki mempunyai
kaitan dengan proses radang paru-paru, karena larva cacing dalam perjalanannya
dapat pula mengakibatkan radang paru-paru (Subronto, 1995). Namun,
diagnosapasti adalah dengan biopsi paru. Pasien yang ditemukan dengan
kecurigaan PPI harus dievaluasi lengkap untuk kemungkinan penyakit lain.
F.
Pengendalian
dan Pengobatan
Jika
anjing diduga mengalami penyakit paru-paru (pneumonia), maka dokter hewan harus
melakukan pemeriksaan terhadap penyebab terjadinya pneumonia pada anjing
tersebut. Jika di duga penyebab terjadinya pneumonia di sebabkan oleh cairan,
cairan tersebut dapat dikeluarkan dari rongga dada dan di analisis. Jika
penyakit diduga disebabkan olah bakteri, maka perlu melakukan test biakan
bakteri dan sensitifitas dapat dilakukan untuk mengidentifikasi tipe bakteri
tersebut dan kemudian memilih antibiotik yang cocok dan tepat. Perlakuan
deuretik salah satunya seperti Lasix ( furosemid) diberiakn untuk menolong
membersihkan cairan yang berlebihan di dalam paru-paru.
Hewan
(anjing) yang mengalami pneumonia harus ditempatkan pada lingkungan yang
kering, tidak lembab dan hangat ( Subronto, 1995). Pengobatan ditujukan untuk
meniadakan penyebab radang, obat-obat antibiotik dan obat lain yang sifatnya
mendukung, misalnya ekspektoransia dan terapi supportif. Bronchodilatator
digunakan untuk hewan yang
mengalami
kesulitan bernafas.
mau tahu lebih jelas mengenai pneumonia dan lengkap beserta laporan yang terjadi di Banda Aceh.. silahkan anda download pada link di bawah ini Gratis...
gimana gan.. sudah di baca kan.. semoga ilmi yang anda dapatkan, bisa bermanfaat ya. amin
==============================================
SALAM HANGAT DARI KAUM MINORITAS DEMI KEMAJUAN BANGSA
Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com
anjing saya meninggal gara2 penyakit ini. tp ini penyakit bawaan yang dibawa sejak lahir. ciri2 kumat klo cuaca dingin dia kana sesak napas seperti ada bengek di hidungnya. pas cuaca dingin kemarin kondisinya drop dan sesak napas, susah berdiri gak bisa berdiri, gak mau makan, mau minum sedikit. lalu meninggal
BalasHapus