Rabu, 02 Januari 2013

Infectious Bursal Disease ( IBD ) atau Gumboro

Gumboro / IBD Unggas Ayam
Infectious Bursal Disease (IBD) merupakan penyakit pada ayam yang pertama kali dilaporkan oleh Cosgrove pada tahun 1962 berdasarkan kasus yang terjadi pada tahun 1957 di desa Gumboro-Delaware, negara bagian Amerika Serikat. Sesuai dengan nama asal daerah ditemukannya, penyakit ini dikenal juga sebagai Gumboro. Penyebab penyakit IBD adalah virus yang berbentuk icosahedral yang terdiri dari 2 segmen untaian ganda RNA, yang termasuk dalam family Birnaviridae (Lukert dan Saif, 2003).
Infectious Bursal Disease (IBD) merupakan penyakit viral pada unggas yang disebabkan oleh Birnavirus. Penyakit IBD bersifat akut, sangat menular dan imunosupresi. Penyakit IBD merupakan salah satu penyakit unggas yang menimbulkan masalah bagi industri perunggasan sejak lama (Butcher and Milles, 2005). Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas virus IBD yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh atau menyebabkan efek imunosupresi dan angka kematian pada ayam akan lebih tinggi bila terjadi infeksi sekunder (Rumawas, 1992).
Bursa Fabrisious of Chicken

Virus very virulent IBD (vvIBDv) bersifat sangat menular dan akut, menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit ini berdampak ekonomis karena menyerang organ pertahanan ayam yaitu bursa Fabricius sehingga merugikan peternak. Ayam yang terserang IBD menjadi rentan terhadap infeksi sekunder, serta mengakibatkan kegagalan vaksinasi (Lukert dan Saif, 2003). Penyebaran penyakit sudah sampai ke Indonesia pada tahun 1983, ketika ditemukan kasus di Sawangan, Bogor (Partadiredja et al., 1983). Pada periode tahun 1990-an, penyakit IBD telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia dan hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan bahwa hampir semua isolate yang diperoleh berkerabat dekat dengan virus very virulent IBD (vvIBDv) (Parede et al., 2003).
Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit IBD. Selama ini vaksinasi terhadap ayam khususnya ayam niaga telah dilakukan secara rutin di lapangan, namun demikian kasus IBD masih sering terjadi. Beberapa faktor diduga berkontribusi terhadap keberhasilan vaksinasi. Salah satu diantaranya adalah potensi vaksin. Pemeriksaan terhadap potensi vaksin impor komersial yang beredar di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa vaksin tidak dapat melindungi ayam dari uji tantang terhadap virus lapangan. Potensi vaksin berkisar 0% sampai dengan 80% (Soedijar dan Malole, 2004). Hal ini kemungkinan disebabkan virus yang digunakan sebagai vaksin mempunyai perbedaan antigenik dengan virus lapangan, karena virus IBD merupakan virus RNA sehingga mudah mengalami mutasi. Kabell et al. (2005) menyatakan bahwa virus yang sangat ganas terdeteksi pada ayam yang telah divaksinasi.
Masih ingin kelanjutan dari Artikel di tambah Laporan IBD / Gumboro yang terjadi di Aceh ?? Silahkan download pada Link di Bawah ini. Gratis !!!


Semoga Ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat bagi usaha Ternak Unggas khususnya Ayam dan bagi setiap Profesi yang berkaitan dengan Veteriner dan Peternakan. Terima Kasih.
=========================================================

HEMAT PANGKAL KAYA - BOROS PANGKAL MISKIN
*Jangan di lupakan ya Pepatah Dahulu. BENAR..
Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar