Senin, 07 Januari 2013

MEKANISME MUNTAH


Muntah adalah aktivitas mengeluarkan isi perut melalui mulut yang disebabkan oleh kerja motorik dari saluran pencernaan. Kemampuan untuk muntah dapat mempermudah pengeluaran toksin dari perut.

1. Etiologi dan Patogenesa
Adapun penyebab muntah antara lain:
  • Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat    keseimbangan.
  • Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria)
  • Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis),ataupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya).

Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan jari telunjuknya.
Penyakit gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang paling sering terjadi pada anak-anak.  Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi bersama-sama dengan diare dan rasa sakit pada perut.  Pada umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri patogen.  Virus utama penyebab muntah adalah rotavirus, sementara bakteri patogen mencakup Salmonella, Shigella, Campylobacter dan Escherichia coli.
Muntah terjadi setelah adanya rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah (vomitingcenter, VC) atau pada zona pemicu kemoreceptor (chemoreceptor trigger zone, CTZ) yang berada di sistim syaraf pusat (central nervous system).  Pusat-pusat koordinasi muntah ini dapat diaktifkan oleh berbagai cara.  Muntah yang terjadi karena stress fisiologis, berlangsung karena adanya sinyal yang dikirimkan melalui lapisan otak luar dan limbic system ke pusat muntah (VC). 
Muntah yang berhubungan dengan gerakan terjadi jika VC distimulasi melalui sistim pengaturan otot (vestibular atau vestibulocerebellar system) dari labirin yang terdapat pada telingan bagian dalam.
 Sinyal kimia dari aliran darah dan cairan cerebrospinal (jaringan syaraf otak sampai tulang ekor) dideteksi oleh CTZ. Ujung syaraf dan syaraf-syaraf yang ada didalam saluran pencernaan merupakan penstimulir muntah jika terjadi iritasi saluran pencernaan, kembung dan tertundanya proses pengosongan lambung.
Ketika pusat muntah (VC) distimulasi, maka motor dari cascade akan bereaksi menyebabkan muntah. Kontraksi non peristaltic didalam usus halus meningkat, gallbladder berkontraksi dan sebagian isi dari usus dua belas jari masuk kedalam lambung.  Kondisi ini diikuti dengan melambatnya gerakan peristaltik yang akan mendorong masuknya isi usus halus dan sekresi pankreas kedalam lambung dan menekan aktivitas lambung.  Sementara itu, otot-otot pernapasan akan berkontraksi untuk melawan celah suara yang tertutup, sehingga terjadi pembesaran kerongkongan.  Pada saat otot perut (abdominal) berkontraksi, isi lambung akan didorong masuk kedalam erongkongan.  Relaksasi dari otot-otot perut memungkinkan isi kerongkongan masuk kembali kedalam lambung. 
Siklus dari muntah-muntah berlangsung cepat sampai semua isi lambung yang masuk ke kerongkongan dikeluarkan semua. Pada kondisi muntah juga terjadi peningkatan pro-duksi air ludah, peningkatan kecepatan pernapasan dan detak jantung serta pelebaran pupil mata.
Pada kasus keracunan pangan oleh S. aureus, muntah yang terjadi disebabkan oleh tertelannya enterotoksin staphylococcal yang dibentuk oleh bakteri ini. Staphylococcal yang tertelan, akan berikatan dengan antigen major histocompatability complex (MHC) yang menstimulasi sel T untuk melepaskan cytokine. Sitokin ini selanjutnya akan menstimulasi neuroreseptor yang ada di saluran pencernaan dan rangsangan tersebut akan diteruskan ke sistim syaraf pusat, sehingga memicu pusat muntah (VC) dan mengakibatkan terjadinya muntah.  Enterotoksin staphylococcal sendiri merupakan protein rantai tunggal
dengan BM rendah (26-30 kDa) dan titik isoelektrik 5.7 – 8.6 dan bersifat tahan terhadap panas serta aktivitas enzim proteolitik.
B. cereus menghasilkan toksin cereulide yang memicu muntah (sindrom emetik).  Mekanisme diare disebabkan oleh pengikatan toksin cereulide pada reseptor 5-HT3 yang selanjutnya menstimulasi vagus afferent nerve yang akan mengirimkan rangsangan ke pusat muntah di otak.  Toksin ini merupakan produk metabolit sekunder bakteri yang diproduksi didalam pangan yang dikontaminasinya.  Karakteristik dari toksik ini adalah merupakan peptide siklik, dengan BM 1.2 kDa, tidak bermuatan, tidak memiliki antigen, menyebabkan sindrom emetik, bersifat stabil terhadap panas dan tahan aktivitas enzim proteolitik.

Mekanisme Muntah Secara Fisiologis
Distensi yang berlebihan duodenum menyebabkan suatu rangsangan khususyang kemudian ditransmisikan oleh saraf afferen vagus dan sarafv simpatis ke pusat muntah bilateral di medulla oblongata, kemudian impuls diteruskan oleh reaksi motorik otomatis untuk kemudian impuls-impuls muntah di transmisikan dari pusat muntah melalui saraf cranialis V, VII, IX, X dan XII ke tractus gastrointestinal bagian atas dan saraf spinalis ke diafragma dan abdomen.
Adapun dalam muntah kita juga mengenal istilah antiperistalsis, yaitu pendahuluan terhadap muntah. Adapaun mekanisme dari antiperistalsis adalah:
Iritasi gastrointestinal atau distensi yang berlebihan menyebabkan antiperistalsis pada ileum dan gelombang antiperistalsis bergerak mundur naik ke usus halus dalam waktu 2-3 menit, yamg kemudian akan mendoromg isi usus kembali ke duodenum dan lambung yang mmakan waktu 3-5 menit. Bagian atas gestrointestinal terutama duodenum akan meregang sehinggga menyebabkan kontraksi intrinsik duodenum dan lembung yang berlanjut dengan relaksasi spincter esofagus bagian atas  sehingga muntahan akan bergerak ke esofagus dengan melibatkan otot-otot abdomen.

Adapun kerja dari muntah ini akan menyebabkan :
·               Bernafas dalam
·              Naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik spincter esofagus   bagian atas supaya terbuka.
·               Penutupan glottis.
·               Pengangkatan palatum molle untuk menutupi nares posterior.
Jenis muntah yang disebabkan oleh obat-obatan atau motion sickness, mekanismenya adalah : impuls saraf pada daerah otak di luar pusat muntah yang terletak pada daerah bilateral pada lantai ventrikel ke-4 dekat daerah postrema atau yang lebih dikenal dengan istilah ”ZonaPencetus Kemoresptor”.

Muntah jenis ini biasanya disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti :
·       Morpin
·       Apomorpin

Selain itu muntah juga bisa disebabkan oleh perubahan arah tubuh yang cepat seperti ketika sedang naik kendaraan, gerakan ini merangsang reseptor labirin untuk kemudian impuls ini akan ditransmisikan melaui inti-inti vestibular kedalam serebelum untuk kemudian detruskan ke zona pencetus kemoreseptor ke pusat muntah untuk muntah

Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar