Muntah adalah aktivitas mengeluarkan isi perut
melalui mulut yang disebabkan oleh kerja motorik dari saluran pencernaan.
Kemampuan untuk muntah dapat mempermudah pengeluaran toksin dari perut.
1.
Etiologi dan Patogenesa
Adapun penyebab muntah antara lain:
- Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat keseimbangan.
- Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria)
- Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis),ataupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya).
Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari
perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan jari
telunjuknya.
Penyakit gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang paling sering
terjadi pada anak-anak. Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi
bersama-sama dengan diare dan rasa sakit pada perut. Pada umumnya
disebabkan oleh virus dan bakteri patogen. Virus utama penyebab muntah adalah rotavirus, sementara
bakteri patogen mencakup Salmonella, Shigella, Campylobacter dan Escherichia
coli.
Muntah terjadi setelah adanya rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah
(vomitingcenter, VC) atau pada zona pemicu kemoreceptor (chemoreceptor trigger
zone, CTZ) yang berada di sistim syaraf pusat (central nervous system).
Pusat-pusat koordinasi muntah ini dapat diaktifkan oleh berbagai cara.
Muntah yang terjadi karena stress fisiologis, berlangsung karena adanya sinyal
yang dikirimkan melalui lapisan otak luar dan limbic system ke pusat muntah
(VC).
Muntah yang berhubungan dengan gerakan terjadi jika VC distimulasi melalui
sistim pengaturan otot (vestibular atau vestibulocerebellar system) dari
labirin yang terdapat pada telingan bagian dalam.
Sinyal kimia dari aliran darah dan cairan cerebrospinal (jaringan
syaraf otak sampai tulang ekor) dideteksi oleh CTZ. Ujung syaraf dan
syaraf-syaraf yang ada didalam saluran pencernaan merupakan penstimulir muntah
jika terjadi iritasi saluran pencernaan, kembung dan tertundanya proses
pengosongan lambung.
Ketika pusat muntah (VC) distimulasi, maka motor dari cascade akan bereaksi menyebabkan muntah. Kontraksi
non peristaltic didalam usus halus meningkat, gallbladder berkontraksi dan
sebagian isi dari usus dua belas jari masuk kedalam lambung. Kondisi ini
diikuti dengan melambatnya gerakan peristaltik yang akan mendorong masuknya isi
usus halus dan sekresi pankreas kedalam lambung dan menekan aktivitas
lambung. Sementara itu, otot-otot pernapasan akan berkontraksi untuk
melawan celah suara yang tertutup, sehingga terjadi pembesaran kerongkongan.
Pada saat otot perut (abdominal) berkontraksi, isi lambung akan didorong masuk
kedalam erongkongan. Relaksasi dari otot-otot perut memungkinkan isi
kerongkongan masuk kembali kedalam lambung.
Siklus dari muntah-muntah
berlangsung cepat sampai semua isi lambung yang masuk ke kerongkongan
dikeluarkan semua. Pada kondisi muntah juga terjadi peningkatan pro-duksi air
ludah, peningkatan kecepatan pernapasan dan detak jantung serta pelebaran pupil
mata.
Pada kasus keracunan pangan oleh S. aureus, muntah yang terjadi
disebabkan oleh tertelannya enterotoksin staphylococcal yang dibentuk oleh
bakteri ini. Staphylococcal yang tertelan, akan berikatan dengan antigen major
histocompatability complex (MHC) yang menstimulasi sel T untuk melepaskan
cytokine. Sitokin ini selanjutnya akan menstimulasi neuroreseptor yang ada di
saluran pencernaan dan rangsangan tersebut akan diteruskan ke sistim syaraf
pusat, sehingga memicu pusat muntah (VC) dan mengakibatkan terjadinya muntah.
Enterotoksin staphylococcal sendiri merupakan protein rantai tunggal
dengan BM rendah (26-30 kDa) dan titik isoelektrik 5.7 – 8.6 dan bersifat tahan terhadap panas serta aktivitas enzim proteolitik.
dengan BM rendah (26-30 kDa) dan titik isoelektrik 5.7 – 8.6 dan bersifat tahan terhadap panas serta aktivitas enzim proteolitik.
B. cereus menghasilkan toksin
cereulide yang memicu muntah (sindrom emetik). Mekanisme diare disebabkan oleh pengikatan toksin cereulide pada
reseptor 5-HT3 yang selanjutnya menstimulasi vagus afferent nerve yang akan
mengirimkan rangsangan ke pusat muntah di otak. Toksin ini merupakan
produk metabolit sekunder bakteri yang diproduksi didalam pangan yang
dikontaminasinya. Karakteristik dari toksik ini adalah merupakan peptide
siklik, dengan BM 1.2 kDa, tidak bermuatan, tidak memiliki antigen, menyebabkan
sindrom emetik, bersifat stabil terhadap panas dan tahan aktivitas enzim
proteolitik.
Mekanisme
Muntah Secara Fisiologis
Distensi yang berlebihan
duodenum menyebabkan suatu rangsangan khususyang kemudian ditransmisikan oleh
saraf afferen vagus dan sarafv simpatis ke pusat muntah bilateral di medulla oblongata,
kemudian impuls diteruskan oleh reaksi motorik otomatis untuk kemudian
impuls-impuls muntah di transmisikan dari pusat muntah melalui saraf cranialis
V, VII, IX, X dan XII ke tractus gastrointestinal bagian atas dan saraf
spinalis ke diafragma dan abdomen.
Adapun dalam muntah kita juga
mengenal istilah antiperistalsis, yaitu pendahuluan terhadap muntah. Adapaun
mekanisme dari antiperistalsis adalah:
Iritasi gastrointestinal atau distensi yang berlebihan menyebabkan
antiperistalsis pada ileum dan gelombang antiperistalsis bergerak mundur naik
ke usus halus dalam waktu 2-3 menit, yamg kemudian akan mendoromg isi usus
kembali ke duodenum dan lambung yang mmakan waktu 3-5 menit. Bagian atas
gestrointestinal terutama duodenum akan meregang sehinggga menyebabkan
kontraksi intrinsik duodenum dan lembung yang berlanjut dengan relaksasi
spincter esofagus bagian atas sehingga
muntahan akan bergerak ke esofagus dengan melibatkan otot-otot abdomen.
Adapun kerja dari muntah ini akan menyebabkan :
·
Bernafas
dalam
· Naiknya
tulang lidah dan laring untuk menarik spincter esofagus bagian atas supaya terbuka.
·
Penutupan
glottis.
·
Pengangkatan
palatum molle untuk menutupi nares posterior.
Jenis muntah yang disebabkan
oleh obat-obatan atau motion sickness, mekanismenya adalah : impuls saraf pada
daerah otak di luar pusat muntah yang terletak pada daerah bilateral pada
lantai ventrikel ke-4 dekat daerah postrema atau yang lebih dikenal dengan
istilah ”ZonaPencetus Kemoresptor”.
Muntah jenis ini biasanya disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti :
· Morpin
· Apomorpin
Selain itu muntah juga bisa disebabkan oleh
perubahan arah tubuh yang cepat seperti ketika sedang naik kendaraan, gerakan
ini merangsang reseptor labirin untuk kemudian impuls ini akan ditransmisikan melaui
inti-inti vestibular kedalam serebelum untuk kemudian detruskan ke zona
pencetus kemoreseptor ke pusat muntah untuk muntah
Follow twitter @ardas__bgenk or Facebook : Hardiansyah GS
email : drh.hardiansyah@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar