Selasa, 01 Januari 2013

Mastitis pada sapi perah

Mastitis Sapi 






Pendahuluan

Radang ambing (mastitis) pada sapi perah merupakan radang yang bisa bersifat akut, subakut maupun kronis, yang ditandai oleh kenaikan sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai patologis pada kelenjar mammae.
            Staphylococcus aureus (S. aureus) dan Streptococcus agalactiae (Str. Agalactiae) merupakan bakteri  penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat penurunan produkai susu. Berdasarkan uji sensitifitas terhadap berbagai antibiotik diketahui bahwa sebagian besar S. aureus telah resisten terhadap oksasilin (87,5%) dan eritromisin (71,97%) dan ada beberapa isolate yang juga resisten terhadap tetrasiklin (37,46%), ampisillin (25%) dan gentamisin (21,87%) (Salasia dkk, 2005).
            Proses mastitis hampir selalu dimulai dengan masuknya mikroorganisme ke dalam kelenjar melalui lubang puting (sphincter puting). Sphincter puting berfungsi untuk menahan infeksi kuman. Pada dasarnya, kelenjar mammae sudah dilengkapi perangkat pertahanan, sehingga air susu tetap steril. Perangkat pertahanan yang dimiliki oleh kelenjar mammae, antara lain : perangkat pertahanan mekanis, seluler dan perangkat pertahanan yang tidak tersifat (non spesifik).
            Tingkat pertahanan kelenjar mammae mencapai titik terendah saat sesudah pemerahan, karena sphincter  masih terbuka  beberapa saat, sel darah putih,  antibodi serta  enzim juga habis, ikut terperah.                   
            Pencegahan terhadap mastitis ditempuh melalui  dipping  puting sehabis pemerahan dengan antiseptika, antara lain: alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor 0,5 – 1% (Subronto dan Tjahadjati, 2001).
            Sebagaimana antibiotik, antiseptika juga bisa menyebabkan resistensi bakteri, sehingga perlu dipikirkan alternatif pemecahan guna mengatasi mastitis dengan antibiotik alami yang diekstrak dari tanaman, seperti Aloe barbadensis Miller, yang aman, tanpa menimbulkan resistensi bakteri dan residu antibiotik dalam susu, baik sebagai olesan pada puting maupun bentuk infusi intramammae.    
Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk radang yang terjadi pada ambing, baik bersifat akut, subakut ataupun kronis, dengan kenaikan sel di dalam air susu dan  perubahan fisik maupun susunan air susu, disertai atau tanpa adanya perubahan patologis pada kelenjar (Subronto, 2003). Akoso (1996) menyatakan bahwa pada sapi, mastitis sering terjadi pada sapi perah dan disebabkan oleh berbagai jenis kuman.
            Sori et al (2005) menyatakan bahwa kerugian kasus mastitis antara lain : kehilangan produksi susu,  kualitas dan  kuantitas susu berkurang, banyak sapi yang diculling. Penurunan produksi susu per kuartir bisa mencapai 30% atau 15% per sapi per laktasi, sehingga menjadi permasalahan besar dalam industri sapi perah.

masih ingin lebih jelas dan lebih lengkap mengenai mastitis pada sapi perah ?? silahkan pembaca untuk mendownload pada link yang tertera di bawah ini. GRATIS gan.. 



Sudahkah rekan pembaca mendownload nya? apakah bermanfaat informasi dari artikel tersebut? apabila pembaca belum puas. silahkan rekan pembaca memberikan kritis dan sarannya pada kolom di bawah ini. kami akan memperbaikinya lebih baik. Terima Kasih.
===================================================
JANGAN PERNAH ANDA SIA SIAKAN SETIAP PENGORBANAN ORANG TUA KITA.. BERBAKTILAH!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar